SATU KELUARGA VETERAN FORT MARLBOROUG BERSATU KEMBALI, 1794-2013
Kejutan Mei 2013
Perjalanan Keluarga Dimulai pada 1794. Kisah ini berawal dari Charles Day yang dikirim oleh East India Company (EIC) ke Bencoolen (sekarang Bengkulu) pada 1794, saat ia berusia 22 tahun. Charles berasal dari keluarga yang bekerja untuk EIC; ayahnya bertugas di Bombay dan Surat, sementara kakeknya bekerja di East India House, London. Dengan latar belakang ini, Charles terbiasa dengan dunia dagang dan administrasi kolonial.
Pada Mei 2013, saya menerima pesan dari Paul Boogaard, seorang pria dari New York, yang mengaku sebagai keturunan William Grant Day. William adalah kerabat jauh saya yang meninggal di Sumatra pada 1831. Saya terkejut karena selama ini saya mengira putrinya, Ellen Grant Day, meninggal tanpa keturunan di India pada 1846. Namun, ternyata dugaan saya salah.
Bencoolen, yang didirikan Inggris pada 1685, terkenal dengan kondisi kesehatan yang buruk dan tingkat kematian yang tinggi akibat malaria, cacar, kolera, serta tipus. Namun, mereka yang bertahan hidup bisa memperoleh kekayaan dari perdagangan rempah-rempah. Charles berhasil bertahan, kemungkinan karena sudah terbiasa dengan iklim tropis sejak lahir di India. Ia menjadi Asisten Komisaris EIC dan membangun kekayaan dari perdagangan rempah-rempah serta kemungkinan besar opium. Ketika kembali ke Inggris, ia telah memiliki perkebunan rempah-rempah.
Kembali ke Inggris dan Nasib Anak-Anak Charles di Bencoolen
Charles kembali ke Inggris pada 1811 dan pensiun pada 1816, saat usianya 44 tahun. Ia kembali sebagai orang kaya. Di Bencoolen, Charles memiliki dua putra dari seorang wanita Melayu bernama Incie Janin: William Grant Day (lahir 1804) dan Thomas Skottowe Day (lahir 1803). Ketika pulang ke Inggris, ia membawa kedua anaknya untuk mendapat pendidikan.
Pada 1812, Charles menikah dengan Frances Mary Perreau dan memiliki 13 anak. Pada 1821, ia mengirim William (17 tahun) dan Thomas (18 tahun) kembali ke Sumatra untuk mengelola perkebunannya. Perjalanan ke sana penuh risiko, mulai dari bajak laut hingga penyakit. Saat itu, Bencoolen berada di bawah kepemimpinan Sir Stamford Raffles.
Kehidupan di Bencoolen dan Kematian Thomas
William menulis surat kepada ayahnya tentang kehidupan di Fort Marlborough. Ia menggambarkan kondisi lingkungan yang sulit, dari penyakit yang merajalela, perdagangan opium, hingga kehidupan sosial yang penuh perselisihan. Pada 1823, tragedi menimpanya—Thomas meninggal, kemungkinan besar akibat malaria.
Dalam suratnya pada 29 November 1823, William menulis:
"Tom yang malang meninggal pada Rabu, 29 Oktober... Kami kehilangan banyak orang dalam satu bulan. Bayangkan bagaimana perasaan kami di komunitas kecil ini, tidak tahu siapa korban berikutnya. Kematian di sini sungguh mengerikan."
Kehilangan saudaranya membuat William sangat terpukul. Ia menyadari betapa berharganya saudara hanya setelah kehilangannya.
Kehidupan Pribadi William dan Putrinya
Dalam surat bertanggal 19 Februari 1825, William memberi tahu ayahnya bahwa ia memiliki seorang putri, Ellen Grant Day, yang lahir pada 12 Februari 1824. Namun, ia khawatir bagaimana masyarakat memandang anak-anak yang lahir di luar nikah.
"Aku tidak tahu bagaimana di zaman Ayah, tetapi sekarang, jika seorang pria Eropa mengakui memiliki anak dari wanita pribumi, ia akan langsung dikucilkan dari masyarakat. Aku harap Ayah memahami niat baikku."
William memilih hidup bersama seorang wanita pribumi karena kesepian di Bencoolen yang terpencil. Ia merasa butuh seseorang yang bisa mendampinginya dan menghindari risiko penyakit dari hubungan sembarangan.
Pada 1825, Inggris menyerahkan Bencoolen kepada Belanda sebagai bagian dari perjanjian pasca Perang Napoleon. William tidak menyukai pemerintahan Belanda, tetapi ia tidak lama mengalaminya karena meninggal pada 1831. Saat itu, Ellen baru berusia tujuh tahun.
Misteri Keturunan Ellen Grant Day
Saya pernah mencari informasi tentang nasib Ellen melalui Perhimpunan Genealogi Belanda, tetapi tidak menemukan hasil yang memadai. Saya menduga ia meninggal di Bombay pada 1846. Namun, pada Mei 2013, saya menerima email dari Paul Boogaard yang meneliti silsilah keluarganya melalui catatan Belanda dan Jerman.
Ia menemukan sebuah publikasi Jerman tahun 1901 yang menyebutkan bahwa nenek buyutnya adalah Ellen Grant Day. Setelah membaca buku saya yang menyebutkan bahwa William Grant Day memiliki seorang putri bernama Ellen, Paul melakukan penelitian lebih lanjut.
Pada 1935, seorang ahli genealogi Belanda, P.C. Bloys Van Treslong Prins, mencatat informasi dari batu nisan di Pemakaman Tanah Abang, Jakarta. Pada halaman 96 dari publikasi tersebut tertulis:
"Ellen Grant DAY, lahir di Benkoelen 12 Februari 1824, meninggal 30 April 1903."
Berdasarkan ini, Paul menyimpulkan bahwa Ellen Grant Day adalah buyut ketiganya. Dengan silsilah yang ditemukan, akhirnya keluarga yang terpisah selama 182 tahun bisa kembali terhubung berkat surat-surat lama William yang bertahan hingga kini.
James Trelawny Day memiliki gelar di bidang Teknik dari Universitas Cambridge, tempat ia pertama kali tertarik pada genealogi. Ia telah meneliti sejarah keluarganya selama lebih dari 50 tahun dan merupakan anggota SOG, Hampshire Genealogical Society, BACSA, Emms Valley U3A FH Group, serta FIBIS. Ia telah menulis berbagai artikel untuk perkumpulan-perkumpulan tersebut selama bertahun-tahun.Sumber: James Trelawny Day. Distant Relations Discovered – A Bencoolen Family Reunited dalam The Journal of The Families in Brithis India Society, Number 29 Spring 2013.
Post a Comment for "SATU KELUARGA VETERAN FORT MARLBOROUG BERSATU KEMBALI, 1794-2013"
Semua komentar mengandung kata-kata tidak pantas, pornografi, undangan perjudian, ujaran kebencian dan berpotensi rasial, akan kami hapus