Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

POHON UPAS: MITOS TENTANG POHON YANG MEMBUNUH

Pohon Upas di Jawa, lukisan ca. 1870
Pohon Upas: Mitos Racun dari Jawa

Pohon Upas, atau yang dikenal juga sebagai Pohon Racun Jawa (Antiaris toxicaria), telah lama menjadi subjek cerita dan legenda yang menakutkan. Pohon ini terkenal dengan getahnya yang sangat beracun, yang telah digunakan selama berabad-abad untuk membuat panah beracun dan senjata mematikan lainnya. Mari kita telusuri lebih dalam tentang pohon misterius ini, dari deskripsi fisiknya hingga penggunaannya dalam budaya dan pengobatan tradisional.

Pohon Upas adalah pohon besar yang tumbuh di hutan-hutan tropis Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Malaysia. Pohon ini dapat mencapai ketinggian hingga 40 meter, dengan batang yang lurus dan silindris. Kulit batangnya berwarna abu-abu keputihan, dengan alur-alur memanjang yang khas.

Ciri khas lain dari Pohon Upas adalah getahnya yang berwarna putih susu. Getah ini sangat beracun dan dapat menyebabkan iritasi kulit, kebutaan, dan bahkan kematian jika tertelan. Getah Upas mengandung berbagai senyawa beracun, termasuk antiarin, antiaridin, dan antiarinetin.

Pohon Upas tumbuh subur di hutan hujan tropis dataran rendah, terutama di daerah dengan curah hujan tinggi dan tanah yang subur. Pohon ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Selain itu, Pohon Upas juga ditemukan di Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Mitos dan Legenda Pohon Upas

Selama berabad-abad, Pohon Upas telah menjadi subjek mitos dan legenda yang menakutkan di Nusantara dan wilayah sekitarnya. Banyak cerita menggambarkan pohon ini sebagai entitas terkutuk yang hanya tumbuh di daerah terpencil, jauh dari peradaban manusia. Konon, pohon ini tidak hanya beracun, tetapi juga dijaga oleh roh-roh jahat yang melindungi keberadaannya. Kepercayaan ini membuat banyak orang enggan mendekatinya, bahkan dalam beberapa kasus, penduduk desa di sekitar hutan yang konon menjadi rumah bagi Pohon Upas memilih untuk tidak memasuki wilayah tersebut.

Legenda mengenai Pohon Upas semakin diperkuat oleh kisah seorang penjelajah Eropa bernama J. N. Foersch, yang pada abad ke-18 menulis sebuah laporan tentang pohon beracun ini di Jawa. Dalam laporannya, Foersch mengklaim bahwa pohon ini mengeluarkan zat mematikan yang dapat membunuh manusia dan hewan dalam radius tertentu. Ceritanya berkembang di Eropa, bahkan menjadi bagian dari literatur populer yang menggambarkan Nusantara sebagai tanah penuh bahaya. Namun, laporan ini kemudian diketahui mengandung banyak unsur fiksi dan diduga merupakan cerita yang dilebih-lebihkan untuk menarik perhatian pembaca di Barat.

Salah satu mitos yang paling terkenal adalah kisah seorang tahanan yang dikirim ke sebuah pulau terpencil yang dihuni oleh Pohon Upas. Sebagai bentuk hukuman, tahanan tersebut diperintahkan untuk mengumpulkan getah dari pohon itu, yang diyakini dapat membunuh siapa pun yang terlalu lama terpapar. Namun, secara mengejutkan, tahanan itu berhasil kembali dengan selamat dan melaporkan bahwa pohon tersebut tidak seberbahaya seperti yang diceritakan dalam mitos. Kemungkinan besar, kisah ini muncul sebagai cara untuk menantang ketakutan masyarakat terhadap hal-hal yang belum mereka pahami, serta sebagai peringatan bagi siapa pun yang ingin mencari keuntungan dari racun pohon tersebut.

Dalam kenyataannya, Pohon Upas (Antiaris toxicaria) memang merupakan pohon yang memiliki getah beracun yang digunakan oleh suku-suku tertentu di Asia Tenggara dan Pasifik untuk melapisi ujung anak panah mereka dalam berburu atau berperang. Meskipun beracun, racun ini tidak menyebar di udara sebagaimana diceritakan dalam legenda. Studi ilmiah menunjukkan bahwa efek racun dari getah pohon ini hanya terjadi jika tertelan atau masuk ke dalam aliran darah melalui luka. Oleh karena itu, mitos yang menggambarkan Pohon Upas sebagai pohon yang membunuh makhluk hidup di sekitarnya secara otomatis lebih merupakan cerita rakyat yang dilebih-lebihkan daripada fakta ilmiah.

Fakta Pohon Upas

Meskipun beracun, getah Upas telah digunakan secara tradisional untuk berbagai keperluan. Salah satu penggunaan yang paling umum adalah sebagai racun panah. Suku-suku pedalaman di Indonesia dan Malaysia telah menggunakan panah beracun Upas selama berabad-abad untuk berburu dan berperang.

Selain itu, getah Upas juga digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, demam, dan sakit gigi. Namun, penggunaan getah Upas dalam pengobatan harus dilakukan dengan sangat hati-hati, karena dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya.

Meskipun telah lama dikenal karena racunnya, penelitian ilmiah tentang Pohon Upas masih terbatas. Namun, beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa beracun dalam getah Upas dan untuk memahami mekanisme kerjanya.

Salah satu penelitian yang paling penting adalah yang dilakukan oleh Thomas Horsfield pada abad ke-19. Horsfield adalah seorang dokter dan naturalis Amerika yang bekerja di Jawa. Ia melakukan penelitian ekstensif tentang Pohon Upas dan menerbitkan temuannya dalam jurnal ilmiah.

Penelitian modern telah mengkonfirmasi bahwa getah Upas mengandung berbagai senyawa beracun, termasuk antiarin, antiaridin, dan antiarinetin. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat pompa natrium-kalium dalam sel-sel tubuh, yang dapat menyebabkan gangguan jantung dan kematian.

Pohon Upas dalam Budaya Populer

Pohon Upas telah muncul dalam berbagai karya sastra dan film. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah puisi "The Upas Tree" karya William Gibson. Puisi ini menggambarkan Pohon Upas sebagai simbol kekuatan destruktif alam. Selain itu, Pohon Upas juga muncul dalam film-film seperti "Indiana Jones and the Temple of Doom" dan "The Mummy Returns." Dalam film-film ini, getah Upas digunakan sebagai senjata mematikan.

Meskipun beracun, Pohon Upas adalah bagian penting dari keanekaragaman hayati hutan hujan tropis. Namun, pohon ini terancam oleh deforestasi dan perburuan liar. Oleh karena itu, upaya konservasi diperlukan untuk melindungi pohon ini dan habitatnya.

Upas

 Klasifikasi Ilmiah:

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Rosales
Famili: Moraceae
Genus: Antiaris
Spesies: Antiaris toxicaria
Senyawa Beracun:
Antiarin
Antiaridin
Antiarinetin

Efek Racun:

Iritasi kulit
Kebutaan
Gangguan jantung
Kematian

Penggunaan Tradisional:

Racun panah
Pengobatan tradisional

Kesimpulan

Pohon Upas adalah pohon yang unik dan menarik dengan sejarah yang kaya akan mitos dan legenda. Meskipun beracun, pohon ini memiliki peran penting dalam ekosistem hutan hujan tropis dan telah digunakan secara tradisional untuk berbagai keperluan. Penelitian ilmiah terus mengungkap misteri pohon ini, dan upaya konservasi diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidupnya.

Emong Soewandi
Emong Soewandi Blogger sejak 2012, dengan minat pada sejarah, sastra dan teater

Post a Comment for "POHON UPAS: MITOS TENTANG POHON YANG MEMBUNUH"