Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DUNIA MULAI DEMAM AYAM HIAS


Pada pertengahan abad ke-19, Inggris mengalami fenomena unik yang tak terduga—demam ayam hias yang dipicu oleh Ratu Victoria. Sebagai seorang pemimpin dengan selera mode yang halus, Ratu Victoria bukan hanya dikenal karena kecintaannya terhadap seni dan mode, tetapi juga karena ketertarikannya terhadap jenis ayam yang dikenal sebagai Cochin. Ayam ini pertama kali tiba di Inggris pada tahun 1843 dari Tiongkok dan langsung menarik perhatian masyarakat, terutama karena keunikannya yang mencolok.

Keunikan Ayam Cochin yang Mempesona

Ayam Cochin adalah salah satu jenis unggas yang paling luar biasa pada masanya. Dengan tubuh yang tinggi, bulu lembut dan halus, serta kaki ramping, ayam ini mampu mencapai berat hingga 11 pon. Penampilan fisik yang unik ini membuat Ratu Victoria begitu terpikat, hingga ia memutuskan untuk memperluas koleksi unggasnya. Menurut Illustrated London News, koleksi unggas Ratu Victoria mencakup setengah lusin kandang yang luas, beberapa lapangan kecil, rumah makan, gudang bertelur, rumah sakit, dan fasilitas lainnya. Koleksi ini bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga menjadi simbol status dan kekayaan sang ratu.

Fenomena “Hen Fever” yang Melanda Inggris

Kabar tentang koleksi unggas Ratu Victoria dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru Inggris, memicu tren baru di kalangan bangsawan dan orang-orang kaya. Ayam-ayam mewah seperti Cochin menjadi simbol prestise, dan beberapa di antaranya bahkan dijual dengan harga yang setara dengan $10,000 jika disesuaikan dengan nilai mata uang saat ini. Fenomena ini dikenal sebagai “Hen Fever” atau demam ayam, yang menunjukkan betapa tingginya minat masyarakat Victoria terhadap ayam-ayam hias.

Tren memelihara ayam hias tidak hanya terbatas di Inggris. Di Amerika Serikat, pameran unggas mulai bermunculan, menampilkan ayam-ayam terbaik dari seluruh negeri. Para peternak berlomba-lomba menampilkan unggas mereka dalam pameran-pameran yang dihadiri ribuan orang. Fenomena ini memunculkan industri baru di mana ayam-ayam hias menjadi komoditas berharga yang diperebutkan banyak orang.

Ayam Chocin Cina

Absurdnya Fenomena dan Pengaruh Ratu Victoria

Pada tahun 1855, George P. Burnham, seorang penulis dan peternak ternama, menulis buku berjudul The History of Hen Fever: A Humorous Record. Dalam bukunya, Burnham mendokumentasikan fenomena demam ayam ini dengan gaya humoris dan menyajikan ilustrasi yang dilebih-lebihkan dari ayam Cochin. Burnham menggambarkan Cochin sebagai burung yang lebih mirip jerapah daripada unggas lainnya. Dalam bukunya, ia menulis, “Namun, sejak Tuhan menciptakan saya, saya belum pernah melihat enam burung seperti itu sebelumnya, atau setelahnya!”

Burnham juga menyoroti betapa absurdnya demam ayam ini, mencatat bahwa “Tak pernah dalam sejarah ‘gelembung’ modern, ada kegilaan yang melebihi dalam hal kekonyolan atau kejenakaan, atau dalam jumlah korban yang melampaui penipuan yang tak dapat dijelaskan ini.” Meskipun demikian, fenomena ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Ratu Victoria terhadap mode dan budaya masyarakat Inggris pada masanya.

Demam ayam di era Victoria adalah bukti bagaimana tren dan mode dapat dengan cepat menyebar dan mempengaruhi banyak orang. Hingga hari ini, kisah tentang ayam Cochin dan demam ayam yang melanda Inggris di abad ke-19 tetap menjadi cerita menarik tentang bagaimana seekor ayam bisa menjadi simbol prestise dan kekayaan. Fenomena ini juga menjadi salah satu contoh paling menarik dari bagaimana pengaruh seorang pemimpin dapat membentuk budaya dan tren di masyarakat.

diolah dari https://www.weirdhistorian.com/hen-fever/

Emong Soewandi
Emong Soewandi Blogger sejak 2012, dengan minat pada sejarah, sastra dan teater

Post a Comment for "DUNIA MULAI DEMAM AYAM HIAS"