|
Cap Kerajaan Muko-Muko |
PROLOG DARI PENULIS
Keruntuhan Kerajaan Inderapura telah memunculkan Kerajaan Anak Sungai yang membentang di pesisir dari Sungai Manjuto sampai Sungai Urai. Pemimpinnya menyandang gelar Sultan dan beribukota di Muko-Muko. Raja pertama kerajaan ini bernama Sultan Gulemat (nama disesuaikan dengan dokumen Marsden; pada kisah lokal bernama Sultan Gelumat), naik tahta pada 1695, setelah berhasil menyingkirkan intrik-intrik para pangeran dari Inderapura.
Akibat ketidakpuasan terhadap Sultan Gulemat, beberapa perwatin (kepala nagari/dusun) mulai menunjukkan sikap tidak setia terhadap sultan. Untuk menghadapi situasi itu, sultan kemudian meminta bantuan dan perlindungan Inggris di Bengkulu. Permintaan itu ditolak oleh Joseph Collet selaku Gubernur East Indian Company (EIC) di Bengkulu, dengan alasan Inggris dilarang untuk campur tangan terhadap urusan pribumi.
Dengan tanpa bantuan Inggris, Sultan harus menghadapi sendiri ketidaksetiaan nagari-nagari, yang juga sudah mengarah ke arah pemberontakan. Akhirnya, pada 1717, tanpa pertempuran, Sultan Gulemat diturunkan dari tahta oleh orang-orang terdekatnya dan perwatin-perwatin nagari-nagari di Anak Sungai.
sumber:
Marsden, W. Sejarah Sumatera. The History of Sumatera. Yogyakarta: Indoliterasi. 2016 hal. 529-530.
Dalam tulisan ini disajikan surat jawaban dari Gubernur EIC Bencoolen, Joseph Collet, tertanggal 1 September 1712 kepada Sultan Gulemat, yang berisikan penolakan Inggris untuk membantu Sultan Gulemat.
|
Joseph Collet |
SURAT JOSEPH COLLET
York Fort,
Sept. 1st, 1712
To Sultan Guillamott*
Sir,
I received a letter from you a few days since, by an Express overland ; in which you complain of the Conduct of Some of your Subjects, articularly of Rajah Mansore and Rajah Sillaman, the former refusing you admittance into Manduta, the other attempting to make himself Master of Merrangen, and this as you say in order to rebell. You desire my assistance either in Person, by my Authoritie to determine your differences which you offer to Submitt entirely to my Judgment; or if I caimot come down, you desire from me a Supply of arms.
In answer to all this. Sir, I am obliged to acquaint you that my on’ble Masters are resolved to have their affairs on this Coast managed in a manner very different from what they have been of late years. They have given me positive Orders not to concern my Self in the Affairs of Government or in the Quarrells of any of the Natives, and I do assure you. Sir, that as my Orders will not permitt me to assist you in the Warr, so neither will I assist any that shall oppose you.
I suppose when both Sides are weary of warr you will have Peace restored and then I shall be ready to give you Dollars for your Pepper, which is all the Business I will have to do with any of the Natives.
I am. Sir, Your Humble Servant.
* Sultan of Manduta (Manjuto), near the English settlement of Bantal. Cf. Marsden, History of Sumatra (1st ed.), p. 287.
Source:
The Private Letter Books of Josepht Collet, Sometime Governor of Fort St. George, Madras. Edited with An Introduction and Notes by H.H. Dodwell, M.A. Propessor of History and Culture of British Dominions in Asia, in The University of London, and An Appendix by Clara E. Collet, Fellow of University College, London. 1933
Terjemahan
York Fort,
1 September 1712
Kepada Sultan Gelamat
Saya menerima surat dari Anda beberapa hari lalu, melalui jalur darat secara ekspres; di mana Anda mengeluh tentang perilaku beberapa orang-orang Anda, khususnya Raja Mansur dan Raja Sulaiman. Yang pertama menolak Anda untuk masuk ke Manjuto, yang lain berusaha menjadikan dirinya sebagai Penghulu Merangin, dan ini seperti yang Anda katakan adalah sebuah pemberontakan. Anda menginginkan bantuan saya baik secara pribadi, dengan otoritas saya untuk menentukan situasi yang berbeda, yang Anda tawarkan untuk menyerahkan sepenuhnya pada penilaian saya; atau jika saya ingin ikut campur, Anda menginginkan bantuan perbekalan senjata dari saya.
Sebagai jawaban atas semua ini. Tuan, saya berkewajiban untuk memberi tahu Anda, bahwa Tuan-tuan saya yang terhormat (di EIC Madras-India) telah bertekad untuk mengatur urusan di Pantai ini dengan cara yang sangat berbeda dari tahun-tahun belakangan. Mereka telah memberi saya perintah yang tegas untuk tidak melibatkan diri dalam urusan pemerintahan atau dalam pertikaian penduduk asli mana pun, dan saya yakinkan itu kepada Anda. Tuan, karena perintah itu, maka saya tidak diizinkan untuk membantu Anda dalam perang, jadi saya juga tidak akan membantu siapa pun yang akan menentang Anda.
Saya kira ketika kedua belah pihak akan lelah berperang, Anda akan memiliki perdamaian yang dipulihkan dan kemudian saya akan siap memberi Anda Dolar untuk lada Anda, yang merupakan bisnis yang harus saya lakukan dengan Pribumi mana pun.
Saya. Tuan, Hambamu yang Rendah Hati
👍
ReplyDelete