Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

CERITA RAKYAT REJANG: PUTRI KEMANG


Putri Kemang dalam petualangan berburu di hutan, bersiap memanah rusa belang yang ternyata harimau jelmaan, dengan anjing setianya di sampingnya (by AI)

Putri Kemang adalah seorang perempuan, namun sifatnya seperti laki-laki. Dia sangat menyukai berburu, memancing ikan di sungai, dan menjelajah hutan. Kampungnya berada di tepi hutan yang lebat. Ayahnya adalah seorang raja, sehingga Putri Kemang dididik seperti seorang prajurit. Dia belajar bermain pedang, memanah, dan menombak.

Suatu hari, Putri Kemang pergi berburu rusa dengan membawa pedang dan tombak. Anjing kesayangannya juga diajaknya. Dia berjalan masuk hutan, keluar dari hutan, menjelajah rimba, dan berkeliling padang. Dia mendaki gunung dan menuruni gunung, melintasi sungai dan berenang jika perlu. Setelah berjalan lama, akhirnya dia menemukan seekor rusa belang kakinya. Putri Kemang mencoba untuk memanah rusa itu, tetapi tidak mengenai sasaran. Dia menjadi marah dan memutuskan untuk mengejar rusa tersebut.

Putri Kemang terus mengejar rusa itu ke mana pun rusa tersebut pergi. Dia tidak kehilangan pandangan rusa sedikit pun. Setelah berkejaran cukup lama, tiba-tiba rusa berhenti di bawah sebatang pohon kemang. Putri Kemang mendekatinya, dan rusa agak menghindar. Ketika Putri Kemang berada dekat pohon kemang, tiba-tiba pohon itu berbicara, "Hai putri, janganlah kau terus mengejar rusa itu. Rusa itu sebenarnya adalah seekor harimau."

Putri Kemang kaget mendengar perkataan pohon kemang. Dia berpikir bagaimana cara menghadapi situasi ini. Apakah dia harus menyuruh harimau itu pergi atau bahkan membunuhnya. Akhirnya, dia memutuskan untuk membunuh harimau tersebut, meskipun tahu ada risiko di dalamnya. Putri Kemang memanjat pohon kemang itu. Dia memanah harimau tersebut, dan anak panahnya mengenai tubuh harimau. Harimau langsung mati. Kemudian, Putri Kemang turun dari pohon dan menguliti harimau tersebut serta mengambil kulitnya.

Setelah harimau itu mati, terjadi suatu kejadian yang luar biasa. Batang pohon kemang itu mulai bergerak, dan seiring berjalannya waktu, bentuknya semakin terlihat seperti seorang manusia.

Berdirilah seorang pemuda gagah dan tampan di hadapan Putri Kemang.

Putri Kemang bertanya, "Hai, siapa kamu sebenarnya? Mengapa engkau berubah dari sebatang kemang menjadi seorang manusia?"

"Alkisah, aku adalah seorang penunggu rimba di sini."

"Maukah kamu ikut berburu denganku?" tanya Putri Kemang.

"Aku tidak bisa meninggalkan rimba ini. Tugas saya adalah menjaga rimba ini. Saya hanya bisa menjadi manusia untuk sementara waktu, tetapi isinya harus berubah menjadi manusia terlebih dahulu, dan rimba ini akan menjadi sebuah negeri."

"Baiklah," kata Putri Kemang. "Aku berjanji, ketika hutan ini telah berubah menjadi negeri dan engkau telah menjadi manusia biasa, aku akan menjemputmu dan ingin berteman denganmu."

Setelah mengucapkan itu, Putri Kemang melanjutkan perburuannya. Pohon kemang besar yang menjadi penunggu hutan tetap berdiri.

Setelah beberapa waktu berjalan, Putri Kemang bertemu dengan seekor kucing. Anjingnya menggonggong tanpa henti. Kejadian aneh terjadi; kucing itu tiba-tiba membesar dan menyerang Putri Kemang. Putri tersebut terpaksa membunuh kucing tersebut dan mengambil keputusan untuk pulang, sebab anjingnya telah mati.

Saat Putri Kemang akan menyeberangi sungai, dia melihat serombongan buaya. Ternyata, buaya-buaya itu kelaparan. Seekor buaya yang paling besar berkata, "Hai manusia, saatnya tiba untuk kami memakanmu."

Putri menjawab, "Hai buaya, saya tahu bahwa kamu adalah binatang yang kuat dan perkasa di air. Namun, saya ragu apakah kalian bisa menghadapi saya sendiri. Kalau seribu ekor buaya saja belum tentu bisa melawanku."

"Baiklah, hitunglah kami. Jika kamu ragu, akan kupanggil teman-temanku."

"Seperti yang kamu minta. Sekarang berbarislah, supaya aku bisa menghitung kamu dengan baik."

Mulailah buaya-buaya itu berbaris menuju seberang sungai. Putri Kemang meloncati badan-badan buaya tersebut, sambil menghitungnya. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, dan seterusnya. Sebelum mencapai seribu ekor, dia sudah sampai di seberang sungai. Setelah melompat ke atas tebing, dia berkata dengan lantang,

"Terima kasih buaya-buaya yang ceroboh. Kalian terlalu rakus. Tidak cukuplah dagingku yang sekecil ini untuk kalian semua. Cobalah mencari makanan yang lain. Bukan hanya satu lubuk dalam dunia ini."

Buaya-buaya itu marah sekali. Mereka menyadari kebodohan mereka.

Setelah Putri Kemang kembali ke rumah, dia menceritakan segala kejadian yang dialaminya selama perburuannya kepada orang tua. Dia juga menceritakan pertemuan aneh dengan pohon kemang yang berubah menjadi seorang pemuda tampan.

Setahun berlalu, Putri Kemang pergi berburu lagi. Dia berangkat sendirian ke hutan. Dia berjalan sepanjang sungai yang sangat panjang. Setelah tiga hari berjalan, dia tiba di sebuah kerajaan yang sangat ramai. Dia merasa heran bahwa ada sebuah negeri di dalam hutan yang lebat.

Ketika sampai di pinggir kerajaan tersebut, dia bertemu dengan seseorang dan bertanya, "Pak, apa nama negeri ini dan siapa rajanya?"

Orang tua itu menjawab, "Negeri ini disebut Negeri Ketapang dan rajanya adalah Putra Kemang. Dulu negeri ini adalah hutan rimba yang sangat lebat. Hutan rimba ini dijuluki hutan siluman karena terjadi berbagai perubahan di dalamnya. Bahkan binatang-binatangnya juga adalah makhluk berubah-ubah yang diberi kutukan oleh para dewa. Putra Kemang sendiri dahulu adalah seorang dewa yang diubah menjadi batang pohon kemang besar di tengah hutan ini. Para dewa memberikan kutukan, bahwa jika ada seorang manusia yang dapat berbicara dengannya, maka pohon kemang itu akan berubah menjadi manusia biasa, dan seluruh isi hutan ini akan berubah menjadi sebuah negeri yang besar."

Putri Kemang mengangguk-angguk penuh keheranan. Dia teringat peristiwa setahun yang lalu ketika dia masuk ke dalam hutan dan bertemu dengan pohon kemang yang bisa berbicara. Mungkin apa yang diceritakan oleh orang tua itu adalah mengenai pohon kemang yang pernah dia temui, dan hutannya adalah hutan yang sama. Dia juga teringat janjinya setahun yang lalu untuk menjemput pohon kemang jika sudah menjadi manusia biasa.

Putri Kemang berkata, "Pak, antarkan saya untuk bertemu dengan Raja Putra Kemang!" 

Putri Kemang tiba di istana megah Putra Kemang, disambut dengan kemegahan dan kehangatan saat mereka akhirnya bertemu kembali (by AI)

Putri Kemang dan orang tua itu pergi menuju istana Putra Kemang. Setibanya di depan Putra Kemang, dia berkata, "Jika tidak salah, kamu adalah Putri yang bertemu denganku setahun yang lalu di hutan."

"Benar, Tuanku," jawab Putri Kemang. "Saya akan menepati janjiku setahun yang lalu, bahwa jika kamu benar-benar menjadi manusia biasa."

"Betul, sekarang aku telah menjadi manusia biasa. Hutan telah berubah menjadi negeri, sesuai dengan yang kamu lihat."

Kemudian keduanya berjanji akan menjalin persahabatan. Keduanya juga memiliki nama yang sama, yaitu Putri Kemang dan Putra Kemang. Mereka mengadakan pesta untuk merayakan pertemuan mereka. Pada hari yang telah ditentukan, Putri Kemang akan mengajak Putra Kemang untuk mengunjungi negeri ayahnya. Mereka berdua berangkat dan dalam perjalanan mereka selama lima hari lima malam.

Saat fajar di hari kelima, keduanya tiba di negeri ayah Putri Kemang. Ayah Putri Kemang menyambut mereka dengan sukacita. Putra Kemang diperkenalkan dengan penuh keakraban. Putra Kemang menceritakan asal-usulnya kepada raja, yang membuat raja tercengang. Akhirnya, Putri Kemang dan Putra Kemang dijodohkan oleh raja. Mereka menentukan hari yang baik untuk mengadakan pernikahan mereka.

Emong Soewandi
Emong Soewandi Blogger sejak 2012, dengan minat pada sejarah, sastra dan teater

Post a Comment for "CERITA RAKYAT REJANG: PUTRI KEMANG"